SIDOARJO, transnews.co.id – Bupati Sidoarjo H. Subandi melakukan inspeksi mendadak (sidak) pada sejumlah proyek betonisasi di beberapa titik wilayah Waru, Sidoarjo, Sabtu (15/11/2025).
Sidak pertama dilakukan di ruas Jalan Kureksari–Kepuhkiriman, Kecamatan Waru. Dalam peninjauannya, Subandi menemukan beberapa hal yang perlu segera dikoreksi, salah satunya terkait keberadaan bangunan rumah di sekitar lokasi proyek yang belum memiliki kelengkapan surat.
“Alhamdulillah, banyak hal yang bisa kita koreksi. Terutama masalah rumah yang belum memiliki surat. Ini akan segera kita tindak lanjuti. Dinas PU Bina Marga dan SDA Sidoarjo nanti akan mengawal bersama BPN terkait pembongkarannya,” ujar Subandi.

Selain itu, Subandi menekankan pentingnya pembersihan material sisa galian. Ia mengingatkan bahwa kawasan kanan kiri jalur tersebut merupakan area industri sehingga kebersihan sangat penting agar tidak mengganggu aktivitas.
“Setelah galian dikeluarkan, harus ada pembersihan. Ini daerah industri, jadi harus bersih agar tidak mengganggu,” tegasnya.
Dalam sidak tersebut, Subandi memastikan tidak ada deviasi pengerjaan di ruas Jalan Kureksari–Kepuhkiriman. Dengan sisa waktu 40 hari, ia optimistis progres proyek masih sesuai target.
Hal serupa juga ditinjau pada progres proyek di ruas Jalan Kedungrejo–Wadungasri. Namun di titik tersebut ditemukan deviasi cukup besar.
“Di Jalan Kedungrejo–Wadungasri, tepatnya di Berbek, deviasinya mencapai -18%. Dengan waktu hanya empat hari, jelas tidak akan nutut. Caranya apa? Ya harus lembur, ditambah shift. Kalau tidak, tidak akan selesai. Selain itu, pembersihan juga penting karena banyak material galian di sisi kanan jalan. Nanti saya minta Dinas PU Bina Marga dan SDA untuk mengontrol,” jelasnya.
Sidak kemudian berlanjut ke Tambak Sumur dan Tambakrejo. Di Tambak Sumur, progres dinilai cukup baik meski masih perlu perbaikan pada sisi pembersihan. Sementara itu, di Tambakrejo, Subandi memberikan perhatian khusus terhadap kualitas betonisasi. Ia menemukan beberapa bagian tepi beton yang mulai rusak (protol), padahal spesifikasinya menggunakan K-450.
“Ini mestinya tidak boleh. Alasan apa pun tidak bisa dibenarkan. Beton K-450 kok sudah gompel. Ini menjadi koreksi bagi pelaksana agar kualitas tetap terjaga,” tegasnya.
Dalam laporannya, Subandi menyebut bahwa beberapa titik justru menunjukkan progres surplus. Pada proyek di Tambakrejo, realisasi mencapai 48% dari target hampir 22%, sehingga terjadi surplus 26%. Ia menyebut capaian ini sebagai progres yang positif.
“Ini bagus. Tinggal kita koreksi saja kualitas bangunannya,” ujarnya.
Subandi menegaskan bahwa pengawasan merupakan faktor paling menentukan dalam keberhasilan pembangunan. Ia meminta Kepala Dinas PU Bina Marga dan SDA Sidoarjo, Dwi Eko Saptono, serta pengawas lapangan untuk mengawal ketat setiap tahapan pengerjaan, mulai dari kualitas beton, lebar jalan, hingga pembersihan sesuai RAB.
“Pengawasan ini penting. Kualitas bagus atau tidak tergantung pengawasnya. Kalau lebarnya lima meter, ya harus dicek lima meter. Kalau empat meter, dicek empat meter. Pembersihan juga harus sesuai RAB. Kalau pengawasan bagus, kualitas pasti bagus,” pungkasnya.













