Dihadapan Mahasiswa Stanford Graduate School of Business, Bakrie Group Bahas Smart City IKN

TN.JAKARTA l — Bakrie Group menerima kujungan mahasiswa Stanford Graduate School of Business (GSB) yang sedang studi trip ke Indonesia. Dalam pertemuan itu dibahas mengenai implementasi konsep smart city serta transportasi berkelanjutan di Ibu Kota Negara (IKN) mendatang yaitu Nusantara dan Jakarta, sebagai Ibu Kota saat ini, Jumat (31/03/2023).

Rombongan diterima CEO Bakrie and Brothers Anindya Bakrie yang mewakili Bakrie Group. Anindya yang juga alumni Stanford GSB angkatan tahun 2001 juga mengajak para mahasiswa pascasarjana tersebut mencoba bus listrik VKTR keliling Jakarta.

“Sebagai alumni, saya senang sekali kedatangan mahasiswa & mahasiswi dari Stanford GSB yang ingin belajar tentang progres dan rencana pembangunan Indonesia. Kita ajak naik bus listrik agar merasakan pengalaman langsung kendaraan listrik masal yang sudah digunakan di Jakarta dan akan digunakan di IKN nantinya,” kata Anindya dalam keterangannya.

Setelah mencoba langsung bus listrik VKTR, rombongan mahasiswa Stanford GSB juga berdiskusi dengan Bakrie Group dan pihak IKN di Studio TVOne The Convergence Indonesia (TCI). Dalam diskusi panel yang dimoderatori Mahasiswa Stanford GSB  Nicole Miles ini hadir mewakili IKN Deputy for Green and Digital Transformation of the Nusantara National Capital Authority, Prof. Mohammed Ali Berawi, M.Eng.Sc., Ph.D, dari Bakrie Group ada CEO VKTR Gilarsi W. Setijono, dan Chief Executive of The National ICT Council Ilham Habibie.

baca juga :   Pohon Hayat Resmi Menjadi Logo IKN Nusantara

Diskusi mengulas mengenai IKN sebagai smart city yang mengusung pembangunan berkelanjutan. Juga dibahas rencana pembangunan IKN sebagai pusat dari Green Industrial Indonesia.

Seperti diketahui IKN Nusantara yang terletak di Kalimantan Timur akan didirikan sesuai Visi Indonesia 2045: Kota Dunia Untuk Semua. IKN Nusantara akan memulai pembangunan pada 2025 dan dibangun sebagai area inti yang dapat membantu mengembangkan fase kota untuk pusat ekonomi, inovasi, serta mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan/sustainable development goals.

IKN berkomitmen untuk menjadi kota yang lebih maju dengan mencapai carbon-neutral. Dibangun di dalam kawasan hutan, nantinya 75% wilayah IKN merupakan wilayah hijau serta tentunya konstruksi bangunan yang ramah lingkungan.

“Sebagaimana disampaikan bapak Presiden, nantinya semua kendaraan di IKN adalah kendaraan listrik. Kami Bakrie Group melalui VKTR berkomitmen mendukung upaya pemerintah dalam melakukan elektrifikasi kendaraan yang kami mulai dari bus listrik,” terang Anindya.

Anindya mengungkapkan saat ini dari total 100% emisi yang disumbang oleh multi industri, 37% adalah kontribusi industri transportasi yang mana angka ini merupakan penyumbang terbesar di antara emisi industri lainnya.

baca juga :   Bakrie Group ajak Mahasiswa Stanford coba Bus Listrik dan Diskusi soal IKN Nusantara

Maka elektrifikasi transportasi salah satu langkah cepat yang harus ditempuh oleh dunia termasuk Indonesia untuk menyelamatkan bumi dari climate crisis.

“VKTR merupakan pionir bus listrik di Indonesia. Kami telah bekerjasama dengan pemerintah daerah seperti di Jakarta dengan Transjakarta, dan menyusul kota-kota lainnya. Di Jakarta selama setahun ini bus listrik kami telah membawa setidaknya
enam juta orang dengan jarak tempuh setara keliling dunia sebanyak 200 kali,” ungkapnya.

VKTR berkomitmen mendukung program pemerintah dalam mencapai target net zero emission yang menjadi salah satu prioritas utama advokasi G20 dan B20 tahun lalu. Saat ini VKTR yang tengah berupaya membangun ekosistem industri elektrifikasi
transportasi siap menjadi mitra kerja penyedia teknologi elektrifikasi transportasi di IKN Nusantara.

“Tagline VKTR adalah Indonesian born, global contribution. Ini misi kami dalam menempatkan Indonesia di jantung rantai pasokan Electric Vehicle global. Dimulai dengan Inggris, kami ingin memposisikan sebagai alternatif pilihan untuk bahan nikel dan baterai yang diproses ESG, daripada bahan baterai yang diproses dengan batu bara tradisional,” jelas Anindya Bakrie.

Lebih dari itu, menurut Anindya, Indonesia memiliki potensi besar dalam transisi energi yang berkelanjutan. Indonesia memiliki nikel terbesar di dunia dengan 72mn ton. Timah kedua terbesar di dunia yang memproduksi 800rb ton, dan urutan ke 7 tembaga terbesar dengan 28mn tonnes.

baca juga :   Inilah Empat Tokoh Penerima Penghargaan Achmad Bakri XIX 2023 

Indonesia juga dijuluki sebagai Negara yang memiliki kekuatan karbon, dihitung dari 75-80% karbon seluruh dunia yang bersumber dari hutan, mangrove, gambut, seagrass (lamun), dan terumbu karang.
Indonesia memiliki potensi +400 GW untuk memperbaharui energi dari angin, solar, hydro, dan lainnya. Potensi ini jika dimanfaatkan dengan baik bisa membawa Indonesia menjadi negara maju.

“Indonesia bisa menjadi Saudi Arabia-nya Dekarbonisasi. Bahkan bisa jadi Electro State dan Carbon State. Ini karena Indonesia memiliki critical natural resources di bawah tanah, potensi berbagai renewable energy di atas tanah, serta biodiversity yang tak terhingga. Bahkan Green Industrial Revolution inilah yang saya percaya
dapat membantu Indonesia mendapatkan PDB/kapital sampai 20,000 USD (dari 5,000 USD hari ini) sebelum 2045 atau saat 100 tahun Indonesia merdeka,” ungkapnya.* (Dim)

Loading

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan atau keberatan dengan penayangan artikel dan/ atau berita tersebut di atas, Silahkan mengirimkan sanggahan dan/atau koreksi kepada Kami, sebagai-mana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) UU Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers melalui email: transnewsredaksi@gmail.com