SURABAYA, transnews.co.id – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menilai Perhimpunan Hubungan Masyarakat (PERHUMAS) memiliki peran strategis dalam memperkuat persatuan bangsa sekaligus meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat global melalui komunikasi yang inovatif dan inklusif.
Hal tersebut disampaikan Khofifah saat membuka Konvensi Humas Indonesia 2025 bertema “Inovasi Bersama untuk Indonesia Berdaya Saing Global” di Surabaya, Sabtu (13/12/2025).
“PERHUMAS memiliki posisi yang sangat strategis untuk menjahit Indonesia lahir dan batin melalui komunikasi yang baik, inovatif, dan memastikan tidak ada satu pun yang tertinggal,” ujar Khofifah dalam sambutannya.

Menurutnya, forum kehumasan tidak cukup hanya membangun narasi kebhinekaan dan persatuan, tetapi harus diwujudkan dalam kerja nyata yang mencerminkan prinsip no one left behind, sejalan dengan semangat Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Jawa Timur, dengan tagline Gerbang Baru Nusantara, berkomitmen mendorong pemerataan pembangunan antara wilayah barat dan timur Indonesia.
“Dari bumi Majapahit inilah kami mengusung tagline Gerbang Baru Nusantara, karena pada dasarnya semangatnya adalah no one left behind,” tuturnya.
Ia menambahkan, kemajuan pesat di wilayah barat Indonesia harus diimbangi dengan percepatan pembangunan di kawasan Nusantara Timur.
“Maka profesi apa pun dan sektor apa pun memiliki tugas untuk mewujudkan ruh SDGs, agar no one left behind benar-benar terbangun dan terwujud,” imbuhnya.
Selaras dengan penguatan kehumasan dan inovasi, Khofifah juga menyinggung program misi dagang Jawa Timur yang melibatkan generasi muda sebagai bagian dari strategi menyiapkan Indonesia Emas 2045.
Melalui program tersebut, anak-anak muda diberi ruang untuk berdiskusi dan berinteraksi lintas negara guna menjahit masa depan Indonesia dengan perspektif dan gagasan mereka sendiri.
“Biarkan anak-anak muda menjahit negerinya dengan pola pikir dan perspektif mereka, agar kita siap menyongsong Indonesia Emas 2045,” ucapnya.
Khofifah menegaskan bahwa Pemprov Jawa Timur secara konsisten mendorong penguatan inovasi dan daya saing, termasuk melalui pembinaan sejak dini serta pengelolaan terintegrasi berbagai ajang kompetisi dan olimpiade siswa.
Upaya tersebut, menurutnya, membuahkan hasil dengan diraihnya Indeks Inovasi Jawa Timur sebagai yang terbaik di antara seluruh provinsi di Indonesia.
“Indeks inovasi menjadi penting karena kita harus terus beradaptasi dengan berbagai perubahan,” katanya.
Selain itu, Khofifah menekankan pentingnya membangun komunikasi yang baik dan prasangka positif di tengah tantangan disrupsi digital dan perkembangan kecerdasan buatan (AI). Hal ini sejalan dengan kampanye yang digalakkan PERHUMAS.
Ia meyakini komunikasi yang baik mampu memperkuat ketahanan masyarakat di tengah benturan budaya dan persepsi global.
“Saya mengajak seluruh komunitas untuk selalu berbicara baik. Dalam referensi Islam, terdapat hadis qudsi yang menyebutkan bahwa Allah memberikan sesuai dengan apa yang dipersepsikan oleh hamba-Nya. Maka, berbicara baik menjadi sangat penting,” jelasnya.
Dengan demikian, lanjut Khofifah, akan lahir kekuatan spiritual dan sosial di tengah benturan peradaban apa pun bagi mereka yang senantiasa berpikir dan berbicara positif.
“Tetaplah berprasangka baik, tetaplah berprasangka positif, dan yakini bahwa Indonesia kuat, warganya memiliki daya saing serta kekuatan inovasi yang baik,” pungkasnya.
Pada kesempatan tersebut, Khofifah juga mengajak seluruh peserta konvensi memanfaatkan berbagai indikator global, seperti Global Innovation Index, Global Competitiveness Index, dan World Talent Rankings, sebagai dasar diskusi dalam menyusun rencana aksi peningkatan daya saing bangsa.
Konvensi Humas Indonesia 2025 dibuka secara langsung oleh Gubernur Khofifah dengan didampingi perwakilan Direktorat Jenderal Komunikasi Publik dan Media Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) mewakili Menkomdigi, Ketua PERHUMAS Pusat Boy Kelana Soebroto, serta Ketua PERHUMAS Surabaya Suko Widodo.
Kegiatan ini diikuti oleh insan humas dari berbagai sektor, pemangku kepentingan nasional dan internasional, serta perwakilan Global Alliance for Public Relations and Communication Management. Konvensi ini diharapkan menjadi penguat jejaring, kolaborasi, dan sinergi dalam membangun komunikasi publik yang berdaya saing global.













