SIDOARJO, transnews.co.id – Bentuk ungkapan rasa syukur kepada Tuhan yang maha esa, warga Dusun Kweni mengadakan Ruwah Dusun dimeriahan pagelaran wayang kulit dengan menggunakan dalang Tanoyo Dradag dari Pandaan. Jum’at (14/2/2025).
Acara Ruwah Desa di Dusun Kweni, kecamatan Sukodono, Sidoarjo tersebut, menunjukkan bagaimana tradisi dan budaya masih sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat.
Pertunjukan pagelaran wayang kulit tersebut, membawakan lakon Semar Membangun Negara, lakon tersebut tentu ada pesan moral dan spiritual yang ingin disampaikan kepada warga.

Dalam acara Ruwah Dusun tersebut, diawali dengan pertunjukan tarian Remo sebagai pembuka acara dan dilanjutkan sambutan oleh Kepala Desa Anggaswangi, Kusaeri, S.pd.
Tarian Remo tersebut, memang sering digunakan sebagai simbol penyambutan dan penghormatan kepada tamu serta pembuka dalam berbagai pagelaran seni tradisional di Jawa.
Dalam sambutannya, Kepala Desa Anggaswangi, Kusaeri, juga menunjukkan betapa pentingnya nilai-nilai kekompakan, kerukunan, dan gotong royong dalam kehidupan bermasyarakat.

Kades Anggaswangi : Ajak Warga Dusun Kweni Jaga Kerukunan dan Gotong Royong Dalam Bermasyarakat
Hal tersebut sejalan dengan makna dari lakon Semar Membangun Negara, yang narasinya mengajarkan tentang kepemimpinan yang bijaksana dan pentingnya kebersamaan dalam membangun suatu wilayah.
Pagelaran wayang kulit dalam acara Ruwah Desa di Dusun Kweni tersebut, tidak hanya menjadi hiburan semata. Tetapi juga sebagai sarana silaturahmi bagi warga.
Melalui pertunjukan tersebut, masyarakat dapat berkumpul, berinteraksi, dan mempererat hubungan sosial mereka.
Selain itu, upaya melestarikan budaya dan tradisi yang diwariskan oleh para sesepuh menunjukkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga identitas budaya mereka. Wayang kulit, sebagai warisan budaya tak benda yang diakui oleh UNESCO, memang memiliki nilai filosofis dan moral yang mendalam.
Warga Dusun Kweni, Desa Anggaswangi, Sukodono tersebut, menjadikan pagelaran wayang kulit sebagai agenda tahunan dalam rangka memperingati hari ulang tahun Desa.
Diakhir sambutannya, Kusaeri mengatakan bahwa kegiatan tersebut, sangat baik untuk menjaga dan melestarikan budaya lokal. Tradisi ini tidak hanya menjadi hiburan bagi masyarakat, tetapi juga sebagai wadah untuk memperkuat rasa kebersamaan dan memperkenalkan kearifan lokal kepada generasi muda.
“Dengan adanya acara seperti ini, tentu diharapkan nilai-nilai yang terkandung dalam wayang kulit, seperti kepemimpinan, gotong royong, dan kebijaksanaan, dapat terus diwariskan,” tandasnya













