“Kutulis Namamu Di Batu” – Sebuah Upaya Geliat Sastra dan Mendokumenkan Kata

Jakarta.TN – Antalogi puisi penyair nusantara yang diberi judul “Kutulis Namamu Di Batu” sebuah upaya yang dilakukan komunitas sastra Alinea Baru untuk mendokumentadikan kata, sekaligus untuk memberikan riak geliat para pelaku sastra baik yang tergabung dalam Alinea Baru maupun tidak.

Hal itu diungkapkan penyair Ahmad Setyo, selaku salah satu pendiri dan penggerak dari lajunya kegiatan sastra di komunitas Alinea Baru.

“Sejak dibentuk, Alinea Baru memang terkadang ada pasang surutnya. Namun yang utama adalah para pelaku atau anggotanya tetap terus berkarya,” ungkap Tyo (30/11/18).

Lebih jauh Tyo mengatakan, upaya Alinea Baru dalam mengisi riak geliat sastra adalah menerbitkan buku. Tentu tujuannya adalah agar para pelaku sastra dapat mendokumentasikannya melalu buku tersebut.

“Ini upaya Alinea Baru untuk mensuport para anggota dan pelaku sastra. Minimal satu tahun satu buku. Namun untuk 2019 mendatang, nampaknya program menerbitkan buku akan semakin digalakkan,” kata Tyo lagi.

Buku antalogi puisi oenyair nusantara Kutulis Namamu Dibatu yang baru saja terbit, adalah salah satu bukti sumbangsih Alinea Baru dalam dunia sastra.

“Semoga kami dan teman-teman bisa tetap konsisten menjalankan amanah dalam dunia seni dan budaya, terutama sastra,” harap Tyo.*** (bng)

Buku antalogi puisi penyair nusantara “Kutulis Namamu Di Batu” yang diterbitkan komunitas sastra Alinea Baru. (Ft/ist)

Loading

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan atau keberatan dengan penayangan artikel dan/ atau berita tersebut di atas, Silahkan mengirimkan sanggahan dan/atau koreksi kepada Kami, sebagai-mana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) UU Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers melalui email: transnewsredaksi@gmail.com