SURABAYA, transnews.co.id – Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) kembali membuka program Rekrut dan Seleksi Pemagangan ke Jepang yang telah menjadi agenda tahunan dalam upaya peningkatan kompetensi dan daya saing tenaga kerja muda.
Kegiatan ini berlangsung di UPT Pelatihan Kerja Transito, Surabaya, dan diikuti sebanyak 210 peserta dari berbagai Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) dan masyarakat umum. Senin (7/7/2025).
Kepala Disnakertrans Jatim, Sigit Priyanto, dalam sambutannya menekankan pentingnya pelatihan vokasi sebagai bagian integral dari upaya menurunkan angka pengangguran terbuka di Indonesia, khususnya di Jawa Timur

“Melihat kompleksitas permasalahan ketenagakerjaan saat ini, dibutuhkan kebijakan dan pembinaan yang komprehensif dan terintegrasi,”
“Sinergi antara pemerintah Indonesia, pemerintah Jepang, serta lembaga pelatihan menjadi kunci utama dalam mempersiapkan generasi muda yang siap memasuki dunia kerja global,” ujarnya.
Program pemagangan ke Jepang yang telah berjalan selama 33 tahun ini merupakan hasil kerja sama antara Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Ketenagakerjaan dan Pemerintah Jepang yang diwakili oleh International Manpower Development Organisation of Japan (IM Japan).
Sejak dimulai, program ini telah memberangkatkan lebih dari 130 ribu tenaga pemagang ke Jepang.
Plt. Kepala Bidang Pelatihan dan Produktivitas Disnakertrans Jatim, Aleixo Da Silva, menyebutkan bahwa tahun ini proses seleksi diikuti oleh 210 peserta yang berasal dari sejumlah LPK, di antaranya LPK BNS Ponorogo (50 orang), LPK Nagasaki (22 orang), LPK Akashiro (10 orang), LPK Osaka Gakkou (13 orang), LPK Duta Sejahtera (25 orang), LPK Kazoku (12 orang), LPK Yagai Gakkou (14 orang), serta peserta mandiri dari masyarakat umum.
Seleksi dilakukan secara ketat melalui sistem gugur dengan empat tahap, yakni:
1. Hari I – Tes Matematika Dasar dan Pembukaan;
2. Hari II – Pemeriksaan Fisik dan Kesamaptaan;
3. Hari III – Tes Ketahanan Fisik: lari 3 km (maksimal 15 menit), push-up 35 kali, sit-up 25 kali;
4. Hari IV – Tes Wawancara dan Verifikasi Dokumen.
Peserta yang tidak memenuhi standar pada satu tahapan secara otomatis gugur dan tidak dapat mengikuti tahapan berikutnya.
Hingga saat ini, tercatat 188 peserta telah lolos seleksi administrasi, yang mensyaratkan minimal lulusan SMA/SMK sederajat dan berusia antara 18 hingga 26 tahun.
Program ini berlangsung selama tiga hingga lima tahun di Jepang. Selama proses pelatihan, peserta juga akan mendapat subsidi sebesar 100.000 yen atau sekitar Rp 10 juta.
Selain mendapatkan pelatihan teknis dan keterampilan kerja langsung di perusahaan Jepang, peserta juga diajarkan etos kerja, kedisiplinan, serta budaya kerja profesional.
Sigit menegaskan, peserta yang lolos ke tahap pemagangan ke Jepang bukan hanya mewakili diri sendiri, namun juga menjadi duta bangsa.
“Jagalah nama baik bangsa dan keluarga. Ikuti semua aturan di Jepang, dan tunjukkan bahwa pemuda Indonesia mampu bersaing secara profesional di dunia internasional,” pesannya.
Lebih lanjut, ia berharap para peserta terus meningkatkan kompetensi, baik dalam kemampuan bahasa maupun teknis, serta memupuk budaya kerja yang positif selama mengikuti pelatihan.
Melalui pemagangan luar negeri ini, Pemerintah Provinsi Jawa Timur berharap dapat mencetak sumber daya manusia yang siap kerja dan berdaya saing tinggi, baik di sektor formal maupun informal, di dalam maupun luar negeri.
Keterlibatan LPK dalam proses pelatihan vokasional juga menjadi bagian penting dalam membentuk peserta yang disiplin, kompeten, dan memiliki etos kerja tinggi.
“Dengan etos kerja yang meningkat dan selalu up to date, saudara-saudara semua dapat memberikan kontribusi positif bagi kemajuan bangsa dan Jawa Timur khususnya,” pungkas Sigit.
Pembukaan kegiatan ini menjadi titik awal dari proses seleksi panjang dan menantang, namun juga menjadi gerbang menuju peluang besar bagi generasi muda Jawa Timur untuk menembus pasar kerja internasional, khususnya di negeri Sakura.













