BANYUWANGI, transnews.co.id – Progres revitalisasi Pasar Induk Banyuwangi dan Asrama Inggrisan telah mencapai 90 persen. Dalam pelaksanaannya, proyek tersebut mengalami addendum atau perpanjangan waktu selama delapan hari.
Project Manager PT Lince Romauli Raya (LRR), Toni, menjelaskan bahwa addendum diberikan terhitung mulai 22 hingga 31 Desember 2025. Hal itu disampaikannya kepada awak media di kantornya, Kamis (18/12/2025).
Menurut Toni, perpanjangan waktu terjadi karena beberapa faktor, terutama adanya utilitas milik pihak ketiga di area proyek yang tidak tercantum dalam desain perencanaan maupun kontrak awal.

“Di lokasi proyek terdapat jaringan listrik PLN. Kami harus berkoordinasi dan mendapatkan pendampingan dari PLN untuk memindahkan jaringan tersebut agar tidak rusak saat penggalian saluran eksisting yang cukup dalam untuk pemasangan box culvert,” ujarnya.
Selain jaringan listrik, terdapat pula kabel Telkom dan jaringan fiber optik WiFi Kota Banyuwangi di lingkungan proyek. Toni menegaskan, pembongkaran utilitas tersebut harus menunggu persetujuan dan dilakukan langsung oleh pihak Telkom.
Tak hanya itu, keberadaan jaringan pipa PDAM Kabupaten Banyuwangi juga menjadi salah satu kendala. Pihak kontraktor harus menunggu proses pemindahan atau penyambungan pipa oleh PDAM sebelum melanjutkan penggalian dan pemasangan box culvert sedalam 1,4 meter.
“Kami harus menunggu persetujuan dan pendampingan dari PDAM agar pemindahan pipa tidak menimbulkan kerusakan atau kebocoran yang dapat berdampak buruk pada proyek. Hal-hal inilah yang memerlukan waktu tambahan sehingga dibutuhkan addendum,” terang Toni.










