TN. ACEH l — Ada satu niatan dari musisi asal Aceh Tengah – Gayo ini, Rio Rendra ingin seni tradisi Gayo berkolaborasi dengan seni musik nasional, dan tujuannya tak lain agar kolaborasi ini memberikan inspirasi untuk kemajuan seni musik Gayo khususnya, dan seni musik nasional umumnya.
“Karena itulah akhirnya kami kolaborasikan lagu wajib dengan sentuhan musik Gayo, juga seni tradisi dari dataran tinggi,” ungkap Rio Rendra, saat bincang santai bersama Ceh Didong Azzam Musara, penari tradisi Jasa Purnama, seniman dan budayawan Putra Gara, dan Politisi Irwan, di tepi Danau Lut Tawar, Ahad (22/12/2024).
Lebih jauh Rio menambahkan, untuk melakukan ini semua memang perlu perjuangan dan pengorbanan, tetapi ia optimis bahwa apa yang dilakukannya akan memberikan dampak positik terkait perkembangan dunia musik di daerah Gayo.
“Salah satu lagu wajib yang kami garap yaitu lagu Rayuan Pulau Kelapa, dimana secara visual kami ingin memunculkan tiga hal tentang Gayo. Yang pertama geografisnya, musiknya, seni tradisinya,” ungkap Rio.
Mendaur ulang lagu wajib Indonesia ini diagendakan Rio sebagai sumbangsihnya sebagai anak bangsa.
“Karena saya pemusik, maka yang saya lakukan melalui musik,” kata Rio lagi.
Sebagai musisi Rio memang kerap kolaborasi dengan para penyanyi dan seniman Gayo. Bahkan bersama penyair tiga zaman LK. Ara ia pun sempat menggarap beberapa musikalisasi puisi.
“Intinya apa pun yang saya lakukan melalui musik, tak lebih sebagai sumbangsih saya kepada bangsa ini,” kata Rio mengakhiri.***