Ada Broker Mafia Politik Bermain Api?

Aparat Kepolisian Saat mengawal Unras. (Ist)
Ada Broker Mafia Politik Bermain Api?
Oleh : Arif Eko

Pusaran badai politik melanda jelang berakhirnya periode pertama Jokowi memimpin negeri ini. Seakan menjadi kado perpisahan dan penyambutan bagi Jokowi jelang detik-detik pengambilan sumpahnya sebagai Presiden di periode ke 2.

Gelombang itu kini menjadi api. Demo terjadi di mana-mana. Bahkan secara tak langsung, “demo terselubung” hadir di kala permintaan Menteri terbanyak datang dari dalam kubu sendiri. Hingga berlanjut kepada misi kemerdekaan Papua berselimut Rasisme. Berlanjut pula kepada penolakan pemimpin KPK dan UU KPK yang baru. “Puncaknya di kala RUU KUHP terbaru berserta turunannya membawa polemik”.

Buktinya hari ini,Senin 23 September 2019 terjadi banyak sekali demonstrasi yang dilakukan Mahasiswa. Dua kota besar menjadi ajang penyeruan suara penolakan. Ribuan mahasiswa berdemo di depan gedung DPR RI.

Di Yogyakarta tagar#Gejayan memanggil menjadi jargon bagi sekumpulan Mahasiswa. Pun di berbagai daerah lainnya dari Sabang sampai Merauke.

Sampai terjadi kebakaran dan kerusuhan di Wamena, Papua (23/09/19),hingga menimbulkan korban jiwa dan luka serta kerugian materi.

Boomerang, ucapan Ketua Umum Partai yang alih-alih sekedar guyon belaka, kini telah menjadi sasaran tembak para broker mafia politik. Dengan pandainya broker tersebut meniupkan berita kebohongan, bahwa Jokowi tidak mendukung KPK, Jokowi menyetujui RUU KUHP dengan cara menundanya. Padahal bisa saja “mata” Jokowi melihat ada yang tidak beres pada RUU KUHP tersebut.

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, silahkan mengirim sanggahan dan/atau koreksi kepada Kami sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) UU Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers melalui email: transnewsredaksi@gmail.com