Diskusi Penggalangan Cipta Kondisi, MUI Banten Libatkan Eks Napiter

SERANG, transnews.co.id – Bertempat di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) wilayah Provinsi Banten, Jalan Syech Nawawi Al – Bantani Curug Serang Banten MUI Propinsi Banten menggelar kegiatan Penggalangan Cipta Kondisi terhadap Eks Narapidana Terduga Teroris (Napiter) yang ada di wilayah Provinsi Banten, pada Selasa (30/5).

Adapun kegiatan ini diadakan terkait adanya penyerangan Kantor MUI Pusat, oleh orang tak dikenal (OTK) beberapa waktu lalu.

Dalam dambutannya, Komisi Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional MUI Banten Dr. H Dede Permana MA, mengatakan bahwa dirinya tak lupa mengajak kepada masyarakat untuk terus belajar dan belajar dalam beragama, tentunya dengan harapan , mampu menjalankan ilmu agama dengan benar, kata Dede yang juga menyampaikan materi dengan tema “Beragama ditengah Keberagaman”.

Lebih lanjut Dosen Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin (UIN SMH) Banten ini mengatakan, bahwa kemajemukan perbedaan merupakan

Kehendak Allah SWT akan tetapi perbedaan tersebut harus dimaknai untuk menciptakan saling mengenal dalam rangka kehidupan bermasyarakat.

Perbedaan keyakinan bukan halangan bagi umat manusia untuk berkerjasama membangun harmoni sosial. Al-Qur’an tidak melarang umat Islam bekerjasama dengan pemeluk agama lain selama masih dalam kehidupan sosial.

“Keragaman jangan dibiarkan menjadi pemicu terjadinya konflik karena dalam suasana konflik perbedaan yang seharusnya di pahami sebagai anugrah justru di pertentangkan sehingga mengobarkan api permusuhan”, ujar Dede.

Dede juga menekankan bahwa dalam memahami pandangan Al Qur’an harus secara utuh untuk mendorong sikap saling menghormati antar keyakinan.Agama Islam mengajarkan Rahmatan Lil Al-Amin berprinsip hubungan antar umat beragama di tengah kebhinekaan, jelas Dede

Sementara itu, Direktur Gerak Literasi Indonesia yang juga sebagai dosen di UIN SMH Dr. Ali Muhtarom juga mengajak masyarakat untuk bangun ukuwah islamiyah. ” Kita tidak perlu mempermasalahkan ketetapan Agama Islam”, tandas Ali.

“Paham yang kurang tepat akan membawa diri kita menuju kerugian, ketika paham di jadikan agama maka akan salah kaprah, jadi kita harus membedakan”, lanjut Ali.

“Dirinya pun menambahkan unsur Fikih dan Keagamaan harus kita tingkatkan. Kegiatan ini merupakan momen pertama bagi saya, pertama kali kita tatap muka dan sharing, saya sangat berterima kasih akan kehadiran undangan sekalian,” ujar Ali.

Dilain kesempatan, Direktur Lembaga Daulat Bangsa dan Pengurus MUI Bidang Ukuwah Islamiyah, H. Mochammad Musoffa, M.A., M.H., menyampaikan bahwa dirinya mengakui baru pulang dari Labuhan Bajo dan di sana ia tengah melakukan kegiatan penelitian.

“Saya salut dengan muslim NTT di Manggarai Barat, di karenakan muslim di sana adalah minoritas tetapi kepedulian umat Islam masih eksis di sana, saya masih di bangunkan Adzan Subuh di pagi hari”, ujarnya.

Pemikiran menentukan dalam tindakan kita Sehari-hari, maka perlunya kita ilmu yang benar. Orang yang berakal dan berilmu dalam melakukan tindakan akan berfikir dahulu, maka dari itu marilah kita membaca, membangun kebangsaan di lingkungan keluarga, masyarakat.

Indonesia sudah negara Islam, tetapi ideologi tetap Pancasila oleh karena itu maka mari kita literasi, mari kita belajar dari Alquran dan semoga berkah selalu di antara kita semua, ringkas Pria yang akrab dipanggil Soffa ini melanjutkan.

Kegiatan ini juga dihadiri oleh sejumlah Eks Napiter dan beberapa tamu undangan, serta diakhiri dengan Sesi Tanya Jawab dan pembacaan ikrar kebangsaan dengan tema “Ikrar Kebangsaan Untuk Indonesia Cerdas dan Damai”.

Loading

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan atau keberatan dengan penayangan artikel dan/ atau berita tersebut di atas, Silahkan mengirimkan sanggahan dan/atau koreksi kepada Kami, sebagai-mana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) UU Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers melalui email: transnewsredaksi@gmail.com