Menu

Mode Gelap

DAERAH

Insiden 4 Tandan Pisang di Pati, Menanti Orang Paling Ikhlas di Republik Indonesia

badge-check


					Insiden 4 Tandan Pisang di Pati, Menanti Orang Paling Ikhlas di Republik Indonesia Perbesar

Penulis: Ariful Hakim

Pati, transnews.co.id – Bolak balik video di sosial media kasus ini meremukkan hati. Seorang remaja 14 tahun mencuri 4 tandan pisang sekedar buat ganjal perut adiknya yang lapar. Remaja itu sudah yatim dan tidak memiliki pekerjaan.

Tentu yang bikin miris adalah perlakuan warga. Mengaraknya sambil menggendong pisang bahkan hanya mengenakan celana dalam. Padahal berapa harga pisang tersebut?

Pertanyaannya, sudah sedemikian rapuhkah ikatan solidaritas dan rasa empati di kalangan warga desa, hingga ada tetangga kelaparan pun mereka masih tega mempermalukannya?

Kata Nabi Muhammad, bukan mukmin kalau perutmu kenyang. Sementara tetanggamu lapar sampai ke lambung. Bahkan saat kita membuat makanan, kalau bisa kuahnya dibanyakin biar tetangga bisa kebagian.

Sudah tentu tidak membenarkan pencurian itu. Tapi motif dibaliknya, mungkin jadi pertimbangan seberapa urgent hukuman sosial dengan cara mempermalukan itu diterapkan.

Semua harus ikut bertanggung jawab. Kades, RW, RT bahkan tetangganya mustinya malu ada warganya yang kelaparan. Sebegitu jauh, fakta fakta ini mestinya jadi pertimbangan, kalau anak itu perlu ditolong. Bukan dipermalukan.

Salut dengan tindakan Polres Pati, yang menerapkan restoratif justice dan mengambil langkah bijak. Si anak diberi pekerjaan agar bisa menafkahi adiknya. Lantas si adik ditanggung biaya sekolahnya.

Jika mau jujur, sebetulnya kondisi kekurangan itu ada dimana mana. Cek tetangga terdekat kita. Mungkin mereka masih bisa menahan perih di lambung, dan belum memutuskan untuk mengambil hak orang lain.

Kejadian ini memang menjadi pengingat bahwa kita masih tidak baik baik saja. Jika aparat desa tidak hadir, sebagai tetangga kita bisa menolongnya. Seberapa saja kita mampu. Seberapa saja kita bisa. Percuma engkau kaya raya, punya harta tak habis tujuh turunan delapan tanjakan, kalau dirimu NIR-Empati.

“Lagu yang paling dibenci oleh Tuhan adalah dentingan sendok dan garpu, saat tetanggamu menahan lapar dan haus, ” kata Jalaludin Rumi.

Semoga Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto mendengar dan menghukum aparat desa yang tega membiarkan warganya kelaparan. Ingat kata Gus Dur pak Presiden, Bapak adalah orang paling ikhlas di Republik Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Baca Lainnya

PLN UIT JBB Raih Predikat GOLD Audit Sistem Manajemen Pengamanan Tahun 2025

15 Desember 2025 - 13:50

Perkuat Pengamanan Aset, PLN UPT Durikosambi Laksanakan Konsinyering Sertifikasi Tanah

15 Desember 2025 - 13:23

Perkuat Keandalan Jaringan, Tim PDKB PLN UPT Cilegon Ganti Isolator SUTT 150 kV Labuan–Menes

15 Desember 2025 - 11:11

Bupati Sidoarjo Subandi Sidak Proyek Betonisasi dan Pembangunan Jembatan di Kecamatan Taman

14 Desember 2025 - 20:48

Bupati Sidoarjo Subandi Sidak Proyek Betonisasi dan Pembangunan Jembatan di Kecamatan Taman