Kehidupan Pemulung Jadi Refleksi Karya Seni Rupa Putra Gara

TN. BEKASI — Pameran lukisan tunggal karya Putra Gara mengambil tema “Urban Humanity” Refleksi Kehidupan Pemulung – Seni untuk Kemanusiaan.

Acara tersebut sekaligus menandai peringatan HUT Ke-13 Rumah Singgah Bunda Lenny di bawah naungan Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan. Acara digelar di Sanggar Humaniora, Kranggan Permai Jatisampurna Kota Bekasi, Kamis (22/02/2023).

Penciptaan karya seni berbasis urban humanity; praktik humanis yang orisinal. Merupakan titik temu antara humaniora, desain, dan studi perkotaan dengan sumber ide penciptaan kehidupan para pemulung binaan Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan.

“Kita disadarkan bahwa daya seni adalah karunia yang menunjukkan aspek kemanusiaan kita. Inilah respon kita terhadap kondisi dan situasi permasalahan kehidupan urban. Khususnya para pemulung yang selama ini menjadi perhatian kami,” ujar Ketua Umum Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan Eddie Karsito, menyampaikan sambutan.

Sementara bagi Putra Gara, pamerannya kali ini adalah pameran lukisan tunggalnya yang pertama.

“Selama ini saya pameran lukisan lebih sering bersama. Menjadi lebih istimewa karena pameran lukisan tunggal saya ini di Sanggar Humaniora, tempat dimana saya 30 tahun lalu ditempa,” terang Putra Gara sang pelukisnya.

Melalui karya lukisan, Putra Gara mempersembahkan kebermaknaan dan kebermanfaatan melalui pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan.

“Belajar dengan seni, belajar melalui seni dan belajar tentang seni. Seni bukan sekadar kerajinan tangan, tetapi ia adalah buah pemikiran dari proses panjang pengendapan keterampilan,” ujar pelukis yang juga Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Bogor (DKKB) ini.

Ketua Dewan Pembina Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan Irwan Burnani, dalam sambutannya menyampaikan, kreatifitas di dalam seni apapun adalah satu hasil pengamatan dan kepekaan dari seorang seniman pada lingkungannya.

“Seperti dalam kehidupan manusia tidak lepas dari berbagai ragam peristiwa. Sebagai seniman Putra Gara mampu merefleksikan kehidupan pemulung dalam bentuk karya yang dituangkan ke kanvas,” ujar sutradara yang juga penggiat teater ini.

Putra Gara adalah perupa otodidak. Multi kompetensi dan profesi. Selain pelukis dia juga penulis, novelis, wartawan dan penggiat seni budaya. Karya lukisnya banyak menjadi koleksi para kolektor lukisan ternama serta tersimpan di sejumlah gallery di Indonesia.

Tidak kurang dari 15 lukisan karya Putra Gara dengan berbagai ukuran dipamerkan di satu-satunya sanggar yang menggabungkan kegiatan sosial kemanusiaan dengan kesenian.

Selain pameran lukisan, acara Kenduri “Urban Humanity” Refleksi Kehidupan Pemulung – Seni untuk Kemanusiaan ini juga diisi dengan berbagai kegiatan. Antara lain, pameran seni instalasi, seni pertunjukan, lomba mewarnai, melukis, dan lomba fashion show busana daur ulang.

Hadir di acara ini berbagai tokoh masyarakat dari berbagai elemen. Penggiat lingkungan, sosial, budaya, dan seniman dari berbagai disiplin seni; musik, film, tari, teater, sastra, seni rupa, dan wartawan.

Tampak hadir artis penyanyi Ageng Kiwi, Lia Emilia, Renny, Valdy, aktor komedian Ucup Jaka, dan Rd Sonnia Soemadikarta, Ketua Forum Kreatif Perfilman Budaya Nusantara, sutradara Ronny Mepet, Benq, Direktur Utama PT. Citrus Cipta Sinergi Citrus Sinema, dan Maria Angelina Sauyana, Produser Distribusi untuk Nasional & International Citrus Sinema.

Kepala Dinas Sosial Kota Bekasi, Drs. H. Alexander Zulkarnain, M.Si, yang sedianya membuka acara pameran ini berhalangan hadir dan diwakili Ahmad Baihaqi dari Kantor Dinas Sosial Kota Bekasi.

“Kami mengucapkan terima kasih atas dukungan semua pihak sehingga terlaksananya acara ini sesuai rencana. Terima kasih juga kepada Unit Usaha Syariah PT Pegadaian, khususnya kepada Cabang Pegadaian Syariah Islamic Centre Bekasi yang berkenan menjadi bagian dari kegiatan ini,” ujar Eddie Karsito.

Acara Kenduri “Urban Humanity” Refleksi Kehidupan Pemulung – Seni untuk Kemanusiaan ini juga menjadi ajang reuni bagi para seniman yang di tahun 1990 bergabung di Yayasan Suaka Budaya pimpinan Kardy Said.

Mereka saat ini banyak menempati posisi penting di industri perfilman dan pertelevisian di tanah air, baik sebagai aktor, aktris, penyanyi, musisi, penulis skenario, sutradara dan praktisi pertelevisian.

Sebagian lainnya ada yang menjadi wartawan media cetak, online, radio dan televisi, pembawa acara, presenter dan pembaca berita televisi (penyiar).e

Kegiatan seperti ini memang masih bisa dihitung jari, dimana organisasi yang mengabdikan diri untuk melayani dan memanusiakan pemulung. Edhie Karsito dan Putra Gara dengan Humanioranya. Mereka bergiat di dunia yang luar bisa ini. Tentu yang tak bisa diabaikan adalah suport dan dukungan dari lembaga-lembaga lain seperti Unit Syariah PT Pegadaian yang terus bersama masyarakat terus melakukan giat sosialnya. Ini luar biasa!***

Loading

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan atau keberatan dengan penayangan artikel dan/ atau berita tersebut di atas, Silahkan mengirimkan sanggahan dan/atau koreksi kepada Kami, sebagai-mana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) UU Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers melalui email: transnewsredaksi@gmail.com