Mantan Menteri ESDM Ajari Wirausaha Santri Zam-Zam

 

TN.BANYUMAS l — Indonesia merdeka sudah 74 tahun. Jika disepadankan umur manusia, memang sudah lanjut usia. Namun belum seberapa bila dibandingkan dengan usia kemerdekaan negara lain, seperti Cina, Roma, dan Mesir. Jadi, kemerdekaan bangsa Indonesia tergolong masih sangat muda, masih harus banyak belajar dan bekerja keras agar cita-cita bangsa terwujud. Hal itu dikatakan mantan menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Republik Indonesia Kabinet Kerja, Sudirman Said, MBA., saat mengawali ceramah tentang ‘Belajar Wirausaha’ di hadapan para santri Pondok Pesantren Modern (PPM) Zam- Zam putra 2 di masjid komplek gedung PPM zamzam putra 2, Cikidang, Cilongok, Banyumas, pada Ahad, 18/8.

“Dalam perjalanan mewujudkan cita-cita bangsa, pada kenyataannya masih banyak kendala yang menghadang. Seperti kemajemukan / keragaman budaya, ketimpangan strata sosial yang sangat lebar, penegakan hukum yang belum adil, globalisasi dan politik,” urai Sudirman.

Dijelaskan, tidaklah gampang mengurus negara bangsa yang budayanya sangat beragam. Untuk itu negeri ini butuh sosok pemimpin yang bisa menjaga persatuan. Dalam hal ketimpangan sosial, masih berkuasanya kelompok kecil yang menguasai aset negara begitu besar. Sedangkan dalam soal penegakkan hukum, terbukti perilaku korupsi di negara kita masih sangat merajalela. “Di Jawa Tengah misalnya ada 21 dari 35 kepala daerah yang terkena urusan KPK, itu memprihatinkan,” tandas dosen Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN), menyontohkan.

Gllobalisasi, lanjut Sudirman, masih menjadi tantangan. Karena, akses kepada informasi makin besar, maka batas-batas semakin sulit. “Di sekitar kita dipenuhi bermacam barang serba impor, dari karpet, perkakas hingga makanan klangenan seperti tahu, tempepun kedelainya masih impor. Jadi globalisasi masih menjadi ancaman bukan sebagai peluang. Sebab kita belum mampu berkompetisi untuk mengekspor barang, tapi sebaliknya barang-barang dari luar yang banyak masuk ke Indonesia. Begitu juga dalam soal politik. Politik kita masih berbau primitif, transaksi dan berbau amplop,” paparnya tegas.

Namun demikian, Sudirman tetap mengajak para santri 3 angkatan dari kelas 10, 11 dan 12 serta kelas 9 untuk tetap optimis menyongsong Indonesia mendatang. Bahwa tantangan harus dihadapi. Tiga atau empat tahun lagi para santri SMU akan lulus sebagai sarjana, niscaya akan menghadapi tantangan di tengah kenyataan hidup dalam negara seperti ini. “Apakah semuanya gelap? Tidak. Masih ada yang terang. Jika kita tetap mempunyai harapan.
Adapun harapan kedepan pertama, kalau negeri ini dikelola dengan baik maka negeri kita akan menjadi negara yang ekonominya terkuat nomor 5 di dunia, pada tahun 2045. Terkuat artinya produksinya besar, pangsa pasarnya besar, kemudian kemampuan daya belinya tinggi, jika kalian semua mumpuni. Peluang kedua, tidak ada negara yang sekaya Indonesia dari segi kemampuan sumber daya alam, baik yang terbarukan maupun yang tidak terbarukan. Ini juga kalau dikelola dengan baik, ” tandas Sudirman.

Ceramah ajakan hidup optimis oleh pengusaha dan tokoh antikorupsi ini dihadiri CEO HRJ Farm juga Ketua Dewan Pembina PPM Zam-Zam, H. Casiwan Haryo Sasongko, direktur PPM Zam-Zam Ustad Arif Fauzi SPdI.,Lc.

Dalam sambutan pengantar, Haji Casiwan mengajak para santri agar yakin dan bersungguh-sungguh dalam usaha mengembangkan wawasan di segala bidang khususnya bidang wirausaha serta menerapkan akhlak terpuji. “Kembangkanlah wawasan. Untuk masalah bisnis, kami siap untuk sharing. Kami bangga jika setelah lulus SMA sebagian kalian ada yang bertekad ingin berwirausaha. Sebab dengan begitu, kami akan merasa menjadi contoh yang baik. Kalau urusan pengetahuan agama sudah ada para ustad yang membimbing di pesantren,” papar H. Casiwan membangkitkan semangat para santrinya yang disisipi bermacam peluang bisnis yang ada. Usai acara dilanjutkan sesi tanya jawab dan Ashar berjamaah, beliau memperkenankan para santri memetik jambu kristal di perkebunan miliknya. Senyum dan sorak riuh penuh sukacita bertanda syukur tentunya.***(ham)

Loading

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan atau keberatan dengan penayangan artikel dan/ atau berita tersebut di atas, Silahkan mengirimkan sanggahan dan/atau koreksi kepada Kami, sebagai-mana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) UU Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers melalui email: transnewsredaksi@gmail.com