“Smailing Jendral”, Sudahkah Kita Amalkan Pancasila

JAKARTA, transnews.co.id | Jika Pancasila hanya berhenti pada tataran perdebatan ideologi, dapatkah nilai-nilai yang terkandung di dalamnya menjadi fondasi kehidupan bersama sebagai bangsa.

Narasi tentang kelima sila Pancasila masih bisa kita tulis berlembar-lembar. Namun intinya sudahkah kita amalkan Pancasila dengan baik?

Demikian antara lain pertanyaan dan kegelisahan yang mengemuka saat ngobrol bareng dengan para personil Band Smailing Jendral, di lokasi shooting klip lagu _’Garuda Pancaroba’_ di kawasan Bangka Jakarta Selatan, Rabu (12/8/2020).

Obrolan berlangsung serius tapi santai. Dari mulai menyoal tataran teknis dan artistik visual klip, hingga hal yang paling substantif mengenai isi pesan yang ingin disampaikan ke publik lewat lagu.

Rembuk ‘Pancasila’ ini menemukan relevansinya. Sebab menyangkut lagu _’Garuda Pancaroba,’_ menyoal kandungan ‘Pancasila’ yang kembali disuarakan Band Smailing Jendral. Lewat formasi Irang Arkad (vokal), Bongky (bass), Jaka Djakers (drum), dan Thomas (gitar).

“Lagu ini sebelumnya didengungkan band rock, BIP di album keduanya tahun 2001 lalu. Lahir dari kecintaan terhadap Indonesia dan Pancasila secara utuh,” ujar *Bongky,* mewakili personil grup musik ini.

Bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Ke-75 Republik Indonesia tahun 2020, kata Bongky – dia sebagai pencipta lirik lagu_’Garuda Pancaroba,’ merasa momentumnya tepat untuk mengaransemen ulang serta merilis lagu ini kembali.

Bongky juga menyayangkan langkah sebagian para elit menjadikan Pancasila hanya sebagai komoditas politik. “Banyak pihak yang mau merubah garuda yang aslinya jadi suatu kepentingan tersendiri. Pokoknya kita ikut menjaga Pancasila. Lagu ini sudah lama dibuat. Tapi harus terus diperdengarkan agar Garuda Pancasila tidak berubah sampai kapanpun,” ujar Bongky.

Pancasila dan Ketahanan Budaya
Pancasila sebagai ideologi, kata Bongky, hendaknya menjadi kekuatan batin. Salah satunya melalui ketahanan budaya. Oleh karena itu video klip _’Garuda Pancaroba,’_ dibuat selaras dengan budaya bangsa Indonesia dengan menampilkan kesenian wayang orang.

“Garuda digambarkan dalam siluet wayang orang. Dewi Sinta sebagai perlambang ibu Pertiwi yang ingin dikuasai oleh Rahwana — simbol oligarki, harus dilawan oleh Garuda. Garuda bisa begitu sakti ketika rakyat bersatu menyalurkan energinya,” ujar Bongky.

Mengenai berubahnya BIP menjadi Smailing Jendral, kata Bongky, menjadi spirit untuk menuntaskan misi yang belum selesai. “Ide, kreatifitas dan energi yang ada masih berlimpah. Smailing Jendral terbentuk seperti menemukan jati diri,” ungkapnya.

Zonmer Wadah Bagi Para Kreator
Lagu dan video musik “Garuda Pancaroba” versi Smailing Jendral ini hanya dapat dinikmati secara eksklusif di channel youtube Zonmer Official. Smailing Jendral merasa memiliki visi yang sama dengan Zonmer Official untuk membangun iklim seni yang positif dan kritis.

Bismar, dari Zonmer Official, pada kesempatan tersebut menyampaikan, visi Zonmer bukan channel youtube yang sekedar menampilkan karya musik atau sosok populer. “Kami ingin menjadi wadah bagi para kreator secara luas, baik itu di bidang musik, film, teater dan lain sebagainya, dengan porsi bisnis yang lebih fair,” ujar Bismar.

Zonmer, kata Bismar, berangkat dari kegelisahan beberapa seniman mengenai hak atas karya yang kerap kali tak sebanding. “Untuk menemukan keseimbangan bisnis yang kita jalankan bukan sekedar mengisi channel youtube, tapi ada sayap bisnis lain seperti event organizer dan usaha lain yang kami anggap prospektif,” ujarnya./*** Eddie Karsito

Loading

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan atau keberatan dengan penayangan artikel dan/ atau berita tersebut di atas, Silahkan mengirimkan sanggahan dan/atau koreksi kepada Kami, sebagai-mana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) UU Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers melalui email: transnewsredaksi@gmail.com