SURABAYA, transnews.co.id – Komunitas Informasi Masyarakat (KIM) dinilai sebagai garda terdepan dalam meluruskan informasi dan memerangi hoaks. Di era digital, informasi resmi sering kali kalah cepat dari kabar bohong yang menyebar tanpa verifikasi.
Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Komunikasi Publik dan Media, Kementerian Komunikasi dan Digital, Fifi Aleyda Yahya. Ia menegaskan bahwa hoaks kini menyebar jauh lebih cepat dibandingkan informasi resmi yang telah diverifikasi.
“Saat ini hoaks dan kabar yang belum tentu benar larinya lebih kencang daripada informasi resmi. Untuk itu saya ingin mengajak teman-teman KIM agar siap menjadi pelurus informasi,” tegas Fifi Aleyda saat membuka Festival Komunitas Informasi Masyarakat (KIM) 2025 di Alun-Alun Kota Tangerang, Jumat (14/11/2025).

Menurut Fifi Aleyda, lebih dari 80 persen masyarakat Indonesia—atau sekitar 229 juta orang—telah menggunakan internet. Angka yang tinggi ini membawa tantangan besar dalam penyebaran informasi. Karena itu, ia mengingatkan anggota KIM agar kritis dalam menyaring informasi, terutama yang beredar melalui grup percakapan, dan tidak langsung mempercayai pesan tanpa sumber yang jelas.
KIM dipandang memiliki peran strategis karena dianggap sebagai “sosok terpercaya” di lingkungan masyarakat. Perannya tidak hanya menyampaikan kegiatan desa atau menjelaskan program pemerintah, tetapi juga membuat konten yang sesuai dengan kearifan lokal, serta menjadi tempat masyarakat mengonfirmasi isu atau sekadar curhat terkait informasi yang beredar.
“Luar biasa peran teman-teman KIM,” puji Fifi Aleyda.
Dalam kesempatan itu, ia juga mengumumkan perkembangan positif platform kim.id yang berada di bawah naungan Kemkomdigi. Hingga kini, tercatat 3.555 KIM dari 31 provinsi telah terdaftar. Menurutnya, capaian ini merupakan bukti kerja keras pemerintah daerah yang patut diapresiasi, dan ia optimistis jumlahnya terus bertambah.
Sejalan dengan Dirjen KPM, Wakil Wali Kota Tangerang Marjono Hasan menegaskan bahwa Festival KIM bukan sekadar kegiatan seremonial, melainkan bentuk nyata komitmen pemerintah daerah dalam memperkuat jaringan komunikasi publik.
“Kegiatan ini merupakan wujud nyata komitmen pemerintah dalam memberikan apresiasi kepada mitra strategis yaitu Komunitas Informasi Masyarakat, yang selama ini telah menjadi garda terdepan komunikasi publik,” ujar Marjono Hasan.
Ia menambahkan bahwa KIM telah menjadi aset berharga dalam penyebaran informasi kredibel, pembangunan literasi, serta menjembatani komunikasi antara pemerintah dan masyarakat.
Festival KIM 2025 yang berlangsung hingga 16 November menjadi panggung vital bagi anggota KIM. Tidak hanya pameran dan lomba, festival ini juga menjadi ajang berbagi pengetahuan, kisah sukses, serta wadah penguatan kapasitas. Sejumlah pelatihan dan sesi berbagi, termasuk bersama Dirjen Pengawasan Ruang Digital, digelar untuk meningkatkan kemampuan KIM dalam menyampaikan narasi positif dan berbasis fakta.
Berbagai penghargaan juga akan diberikan kepada para peserta kompetisi dalam festival tersebut. Kategori utama meliputi:
KIM Terbaik Sosial Budaya (Pariwisata, Kesehatan, Lingkungan)
KIM Terbaik Ekonomi Kreatif/Digital (UMKM)
KIM Terbaik Literasi (Edukasi, Media, Publikasi, Teknologi dan Informasi)
Sementara kategori tambahan mencakup KIM Temandiri, KIM Terinovatif, dan KIM Terkreatif. Penghargaan Juara Umum akan diberikan kepada peserta dengan nilai kumulatif tertinggi dari seluruh kategori.
Festival KIM 2025 diikuti delapan delegasi dari delapan provinsi:
KIM Purwo Bakti – Jambi
KIM Bintang Jaya Itah – Kalimantan Tengah
KIM Cerdas Tarumajaya – Jawa Barat,
KIM Mangun Karya – Kalimantan Timur,
KIM Sokokerep BMKG – DIY
KIM Tangguh – Kalimantan Selatan
KIM Gemas Implan – Banten
KIM Mojorejo – Jawa Timur
Kegiatan akan ditutup dengan Pengajian Akbar bersama Ustaz Hilman Fauzi serta penampilan musik dari Ndarboy Genk.













