DWP Dinas Sosial Jawa Timur Beri Layanan Psikososial Korban Erupsi Semeru

Kegiatan LDP yang melibatkan 120 anak dari SDN Sumber Wuluh 02 dan TK Roudhotul Mustofa di pengungsian Kajar Kuning Lumajang, Minggu (30/1/2022).

Lumajang, Transnews.co.id – Dharma Wanita Persatuan (DWP) Dinas Sosial Jawa Timur, turun langsung dalam kegiatan Jatim Sosial Care (JSC) Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Dalam kegiatan tersebut, DWP Dinsos Jatim memberikan Layanan Dukungan Psikososial (LDP) bagi korban erupsi Gunung Semeru, terutama yang berada di pengungsian Kajar Kuning Lumajang.

Kegiatan LDP kali ini, melibatkan 120 anak dari SDN Sumber Wuluh 02 dan TK Roudhotul Mustofa. Mereka diberikan fasilitas taman hiburan mini dengan kolam renang dan jajanan secara gratis di kawasan wisata Hutan Bambu, Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang.

BACA JUGA :  Alfamart Kembali Salurkan Bantuan untuk Korban Erupsi Gunung Semeru

Pengurus DWP Dinsos Jatim Bidang Ekonomi, Rachel Yusmanu, Minggu (30/1/2022) mengatakan, bahwa DWP Dinsos Jatim Bidang Ekonomi sangat termotivasi dengan kegiatan LDP. Terlebih saat pemberian materi kepada 50 orangtua beserta guru yang mendapatkan penyuluhan sosial guna pencegahan permasalahan sosial pada anak.

“Kegiata LDP ini bagus ya, anak-anak juga sangat menikmati. Mungkin di saat seperti ini anak-anak butuh hiburan. Selain itu penyuluhan untuk orangtua dan guru, juga membuat mereka banyak belajar mengenai pentingnya menjaga anak sejak dini terlebih dalam penggunaan gadget yang terhubung internet,” tutur Ibu Rachel Yusmanu.

BACA JUGA :  Inovasi Pasir Emas, Mudahkan Masyarakat Lumajang Urus Legalisir Dokumen Adminduk

Penyuluhan untuk orangtua dan para guru ini bertemakan, ‘Peran Orangtua dalam Dunia Digital’. Sebagai penyuluh, Novita Herikristanti S.Sos, M.Si dari ISCO Foundation.

Menurut Novita Herikristanti, di era yang serba digital ini semua orang harus dituntut untuk melek teknologi. “Penyuluhan ini bisa menambah pengetahuan atau informasi kognitif orangtua dan guru terkait dunia digital yang mungkin bahasanya agak sulit mereka pahami. Tapi dengan metode penyuluhan yang dilakukan diluar ruangan seperti ini mereka tidak tertekan dan bisa terbuka untuk berdiskusi,” terang perempuan yang akrab dipanggil Novi ini.

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, silahkan mengirim sanggahan dan/atau koreksi kepada Kami sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) UU Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers melalui email: transnewsredaksi@gmail.com

Pos terkait