Penemuan Spektakular Tim Peusaba Aceh dalam Ekspedisi Kuta Peusangan

TN.ACEH l — Tim Peusaba Aceh Dengan koordinator Muammar Al Farisi melakukan ekspedisi sejarah ke kawasan Kuta Peusangan Kabupaten Bireuen Aceh Darussalam, dalam rangka menelusuri dan mengungkap peninggalan sejarah Aceh di kawasan tersebut pada Sabtu (23/1/2020).

Nama Peusangan sudah lama tertulis dalam naskah lama berbahasa Arab Melayu Aceh. Hikayat Raja Pase, salah satu hikayat tertua di Aceh yang diperkirakan ditulis pada tahun 1351, telah menyebutkan nama Peusangan dan Bireuen.

Dalam hikayat Raja Pasee terdapat cerita tentang dua orang Raja yang bersaudara, yaitu Raja Ahmad dan Raja Muhammad yang berdiam di negeri Samarlanga. Dalam hikayat itu juga diceritakan bagaimana Meurah Silue (Sultan Malikussaleh) dan Meurah Hasum melanjutkan perjalanan ke Bireuen, kemudian keduanya berdiam di dekat Sungai Peusangan. Setelah itu Meurah Silue pindah ke Samudera Pasai dan menjadi Sultan di Kerajaan Samudera Pasai.

Hikayat Malem Dagang adalah hikayat yang menceritakan ekspedisi Sultan Iskandar Muda (1607-1636) yang terkenal melawan Raja Si Ujud atau Portugis di Malaka. Untuk melawan Raja Si Ujud, yang pertama didatangi oleh Sultan adalah Panglima Pidie, Jenderal terkuat kesultanan Aceh Darussalam. Panglima Pidie bergelar Maharaja Indra.

Di Meureudu Sultan berhasil mengajak Ja Faqeh seorang ulama besar dan Malem Dagang, untuk ikut memerangi Raja Si Ujud atau Portugis di Malaka. Perjalanan dilanjutkan ke Samalanga disambut oleh Panglima Samalanga yang bergelar Maharaja, kemudian dilanjutkan ke Peusangan dan disambut oleh Panglima Peusangan.

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, silahkan mengirim sanggahan dan/atau koreksi kepada Kami sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) UU Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers melalui email: transnewsredaksi@gmail.com