BOGOR, transnews.co.id – Hingga bulan Juli 2024 kejadian guru honorer belum menerima gaji 3 bulan masih saja terjadi.
Menurut penjelasan Ketua Umum GM Pro Abah Anto (Sapaan) hal ini sesuai pengaduan salah satu anggotanya yang bertugas sebagai tenaga honorer di salah Sekolah Dasar Negeri wilayah Kemang Parung kabupaten Bogor. (10/07/2024).
Sebagai Ketua Umum organisasi guru, Abah Anto sangat menyayangkan permasalahan ini masih saja terjadi pada para guru honorer. Apalagi hal ini terjadi di wilayah Kabupaten Bogor yang notabene adalah salah satu Kabupaten Terbesar di Indonesia.

Permasalahan guru honorer selama 3 bulan belum menerima gaji ini seperti biasa masih dengan alasan bahwa pihak sekolah belum menerima dana BOS atau dana BOS belum cair. Setidaknya saat guru yang bersangkutan menanyakan gajinya kepada pihak sekolah, jawabannya berupa kalimat tersebut.
Padahal dalam pemahaman umum sebenarnya gaji guru honorer tidak hanya berasal dari dana BOS saja, namun ada sumber lainnya yakni Dana DAK (Dana Alokasi Khusus), DAU (Dana Alokasi Umum), BOP (Bantuan Operasional Pendidikan) dan Sumbangan pihak ke tiga atau yang singkat SPK.
“saya pikir, pihak sekolah seharusnya memiliki kebijakan untuk setidaknya mengatasi permasalahan ini. Sekolah tidak seharusnya menutup mata begitu saja dengan kondisi para guru honorernya. Apalagi guru yang bersangkutan sudah mengabdi bertahun-tahun bahkan puluhan tahun. 3 bulan itu bukan waktu yang sebentar untuk bertahan hidup di Kota apalagi untuk bertahan hidup satu keluarga,” papar Abah Anto menyesalkan.
Saat ditanya siapa anggotanya yang menginformasikan permasalahan ini, beliau menyebukan inisial H. Pihak yang merasa ada keperluan dengan anggota saya,bisa menghubungi saya saja demi menjaga nama baik dan kenyamanan Pak H.
Selaku Ketua organisasi guru, Abah Anto juga menghimbau kepada semua pihak khususnya Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor dapat memberikan kebijakan bagi para guru honorer.
Sebab Selain para guru honor sekolah negeri yang sudah mendapat jalan menuju status PPPK masih ada juga bahkan banyak guru honorer yang belum atau tidak bisa menjangkau posisi apapun hingga hari ini.
Selain itu, Komite sekolah juga bisa ikut mengambil peran atas kesejahteraan guru honorer yang ada di sekolah tempat anak-anaknya di didik. Agar permasalahan seperti ini tidak terjadi lagi.













