Bupati Buleleng Instruksikan Penanganan Stunting Lebih Terstruktur dan Terukur

Buleleng, Transnews.co.id – Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana menginstruksikan agar penanganan stunting di Kabupaten Buleleng lebih terstruktur dan terukur.

“Saya yakin dengan apa yang dilakukan tim ini, ke depan penanganan stunting bisa terstruktur dan terukur secara kualitas maupun kuantitas. Mudah-mudahan tim ini bisa bergerak cepat dan serius,” ujar Agus Suradnyana dalam acara Pengukuhan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Buleleng di Wantilan Praja Winangun Kantor Bupati Buleleng, Kamis (28/4/2022).

Agus Suradnyana menjelaskan guna mencapai kinerja penanganan stunting yang terstruktur dan terukur, diperlukan basis data yang baik. Untuk itu, pelaksana TPPS Kabupaten Buleleng diminta untuk membuat basis data yang baik dan terintegrasi. Mulai dari tingkat desa/kelurahan, kecamatan, hingga Kabupaten. Selain mengandalkan data dari pihak terkait seperti BPS dan Disdukcapil.

baca juga :   Pemkab Pangkep Canangkan 27 Kampung Keluarga Berkualitas

“Saya harap penanganan sesuai dengan basis data. Tidak hanya berpatokan basis data dari BPS saja yang berasal dari survei. Kita juga bisa membuat basis data berdasarkan data dari pemerintah desa. Jadi bisa diketahui apa penyebab stunting secara dominan,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Pelaksana TPPS Kabupaten Buleleng I Nyoman Sutjidra usai acara mengatakan berkat penanganan yang konsisten, angka stunting di Buleleng tinggal delapan persen lebih.

baca juga :   Atasi Permasalahan Gizi Buruk dan Stunting, BKKBN Kalteng Jalin Kerjasama Dengan Bulog

Angka tersebut tentu akan terus diturunkan hingga serendah mungkin. Presiden sebelumnya telah memutuskan agar angka stunting di Indonesia turun hingga 14 persen. “Khusus di Buleleng memang sudah di bawah itu namun kita terus genjot agar tidak ada lagi stunting. Sehingga sumber daya manusia yang kita miliki betul-betul merupakan generasi emas,” katanya.

Lebih lanjut dijelaskan, jauh sebelum dikukuhkan pihaknya sudah banyak melakukan pertemuan dengan BKKBN Provinsi Bali. Untuk membahas pembentukan tim pendamping keluarga di masing-masing desa.

baca juga :   Rakor Penurunan Stunting, Bupati Belu Tekankan Kerja Sama Seluruh Stakeholder

Lanjutnya, koordinasi juga dilakukan dengan tim yang sudah ditempatkan di masing-masing posyandu, sehingga, basis data dapat dikumpulkan dari pelaksana terbawah. “Kita akan mendapatkan basis data dari sana, sehingga bisa dilakukan penanganan khusus untuk pencegahan stunting,” tutup Sutjidra.

Loading

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan atau keberatan dengan penayangan artikel dan/ atau berita tersebut di atas, Silahkan mengirimkan sanggahan dan/atau koreksi kepada Kami, sebagai-mana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) UU Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers melalui email: transnewsredaksi@gmail.com