DAERAH  

Jadi Tujuan Investasi Nasional, Pemerintah Fokuskan Kawasan Rebana dan Selatan Jabar

Foto udara proyek pembangunan Pelabuhan Patimban, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Mega industri yang bakal menjadi pusat metropolitan baru. (ANTARA FOTO via indonesia.go.id)
Jabar, Transnews.co.id – Pemerintah memprioritaskan kawasan Rebana dan selatan Jawa Barat sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di tanah Pasundan. Kawasan tersebut dijadikan tujuan utama investasi nasional.

Berdasarkan data dari hasil Sensus Penduduk 2020 oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat (Jabar), jumlah penduduk di Jabar sampai September 2020 tercatat sebanyak 48,27 juta jiwa. Tak pelak lagi, provinsi ini memiliki populasi terbesar di tanah air.

Secara geografis, potensi sumber daya dan infrastruktur Jabar memiliki potensi besar untuk berkontribusi dalam pemulihan ekonomi nasional yang terdampak pandemi Covid-19 sejak hampir dua tahun terakhir ini. Laju pertumbuhan ekonomi di provinsi ini amat baik. Pada kuartal II-2021 tercatat pertumbuhannya sebesar 6,13 persen, jauh lebih baik dari periode sebelumnya. Pertumbuhan tersebut juga memberikan kontribusi sebesar 13,44 persen terhadap perekonomian nasional.

Yang menggembirakan, Jabar juga merupakan provinsi tujuan utama investasi di Indonesia dengan nilai realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) tertinggi, yaitu sebesar 14,6 persen. Realisasi PMA Jabar di tahun 2020 mencapai Rp69 triliun dan PMDN mencapai Rp51,4 triliun.

“Jawa Barat merupakan provinsi penyumbang ekspor terbesar di Indonesia. Pada Januari–Juli 2021, tercatat nilai ekspor Jawa Barat mencapai USD18,61 miliar atau 15,44 persen,” ungkap Seskab Pramono Anung dalam sambutan tertulisnya membuka The 3rd West Java Investment Summit 2021, di Bandung, Kamis (21/10/2021).

Namun, Pramono Anung juga menilai bahwa Jabar memiliki sejumlah tantangan yang harus diatasi. Tantangan tersebut di antaranya, jumlah penduduk miskin yang mencapai 4,2 juta jiwa atau 8,40 persen serta angka kesenjangan (gini ratio) yang mencapai 0,412 atau lebih tinggi dari nasional yaitu 0,384 pada semester I-2021. Pun, tingkat pengangguran terbuka di Jabar per Februari 2021 tercatat sebesar 8,92 persen atau lebih besar dari nasional yaitu 6,26 persen.

baca juga :   HT Lantik Brigjen TNI (Purn) Umar Sanusi S.Sos, M.Si sebagi Ketua Perindo Jabar

Sebagai upaya mempercepat pertumbuhan dan pemerataan hasil ekonomi di tanah Pasundan, Presiden Joko Widodo menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) nomor 87 tahun 2021 tentang Percepatan Pembangunan Kawasan Rebana dan Kawasan Jawa Barat Bagian Selatan.

Seskab berharap, perpres itu dapat menjadi landasan kebijakan di pusat maupun daerah dalam mengatasi tantangan dan persoalan di Jawa Barat tadi. “Sekaligus dan mendongkrak pertumbuhan lapangan kerja, mengurangi angka pengangguran, dan kemiskinan di Jawa Barat,” demikian Seskab.

Secara virtual, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan menyebutkan bahwa pemerintah mendorong kawasan Rebana dan kawasan Jawa Barat bagian Selatan sebagai tujuan utama investasi di Jawa Barat.

“Sejumlah 162 program terdapat dalam perpres tersebut diharapkan dapat mempercepat penyediaan infrastruktur dan menjadikan kawasan Rebana dan kawasan Jawa Barat bagian Selatan sebagai tujuan utama investasi di Jawa Barat,” tukas Menko Marinves.

Pada kesempatan The 3rd West Java Investment Summit 2021 itu, Deputi bidang Perekonomian Sekretariat Kabinet (Setkab) Satya Bhakti Parikesit secara simbolis menyerahkan Perpres 87/2021 kepada Gubernur Jabar Ridwan Kamil.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan, pemerintah pusat berkomitmen menggelontorkan anggaran Rp400 triliun selama tiga tahun, yakni sampai 2024, untuk proyek Percepatan Pembangunan Kawasan Metropolitan Rebana dan Jabar Selatan.

baca juga :   Dishub Jawa Barat Siapkan Bus Wisata Gratis

Menurut perpres tersebut, kata Ridwan Kamil, sekitar Rp250 triliun akan digunakan untuk peningkatan infrastruktur di kawasan Metropolitan Rebana, yakni untuk Jabar Utara dalam bentuk koneksi jalan tol dan pendukung lainnya. Sisanya sekitar Rp150 triliun akan digunakan untuk pembangunan di Jabar kawasan selatan yang selama ini dinilai ada ketimpangan dengan wilayah utara.

Kawasan Rebana Metropolitan di wilayah utara/timur diproyeksikan akan dintegrasikan dengan adanya pembangunan bandara dan konektivitas jalur kereta api selatan di enam kabupaten di Jabar. Termasuk membuat mengoneksikan seluruh selatan Jabar dengan jalur kereta api.

Rebana Metropolitan ini merupakan wilayah utara/timur laut Provinsi Jabar yang meliputi tujuh daerah, yakni Kabupaten Sumedang, Majalengka, Cirebon, Subang, Indramayu, dan Kuningan, serta Kota Cirebon. Penduduk di kawasan Rebana Metropolitan berjumlah sekitar 9 juta.

Sebagai jantung pertumbuhan kawasan ini, ada Pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang dan Bandarudara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati di Kabupaten Majalengka yang berfungsi sebagai pusat konektivitas dan logistik.

Kawasan Rebana Metropolitan diproyeksikan sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi Jabar di masa depan melalui pengembangan kawasan industri yang terintegrasi, inovatif, kolaboratif, berdaya saing tinggi, serta berkelanjutan.

Yang dimaksud terintegrasi yakni mewujudkan sinergi pengembangan kawasan melalui integrasi rantai logistik industri besar-menengah-kecil dan peningkatan konektivitas kawasan untuk integrasi hub logistik-kawasan industri-kawasan perkotaan-kawasan perdesaan.

Dalam ajang WJIS 2021 tersebut, enam kepala daerah, yaitu Bupati Sukabumi, Cianjur, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, dan Pangandaran, telah menandatangani komitmen bersama dalam mendukung pembangunan di wilayah selatan Jabar.

baca juga :   Perumda Tirta Intan Garut Gelar Workshop Guns

Wilayah selatan Jabar mempunyai potensi ekonomi berupa pengembangan jalur transportasi; pengairan dan irigasi; air minum dan sanitasi; pariwisata dan ekonomi; penanganan bencana serta kelautan dan perikanan.

Pengembangan Jabar bagian selatan dilakukan dengan pembangunan segmen Jalur Tengah Selatan (JTS) yang meliputi Bagbagan, Kiaradua, Lengkong, Segaranten, Tanggeung, Ciwidey, Pangalengan, Cikajang, Bantar Kalong, dan Kerta Rahayu sepanjang 321,26 kilometer.

Peluang investasi di kawasan ini diyakini Kang Emil semakin cerah. Menyusul peletakan batu pertama pabrik baterai listrik HKML Battery Indonesia oleh Presiden Jokowi di Proyek Karawang New Industrial City, Kabupaten Karawang, September 2021. Nilai pabrik kolaborasi dengan Hyundai dan LG Industries Korea sebesar Rp15 triliun.

Pihak Pemprov Jabar bersama Kementerian BUMN juga merencanakan akan melakukan roadshow ke sejumlah negara Timur Tengah agar mereka tertarik membenamkan investasi ke kawasan Rebana Metropolitan.

“Sudah investasinya tinggi ditambah dukungan Perpres, saya yakin dalam hitungan tahun ke depan lompatan kemajuan ekonomi Jabar akan luar biasa,” pungkas Ridwan Kamil optimistis. (Indonesia.go.id)

Loading

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan atau keberatan dengan penayangan artikel dan/ atau berita tersebut di atas, Silahkan mengirimkan sanggahan dan/atau koreksi kepada Kami, sebagai-mana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) UU Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers melalui email: transnewsredaksi@gmail.com