DAERAH  

Petani Pasaman Dilatih Pembuatan Kompos Jerami

Sumut, Transnews.co.id – Penggunaan kompos jerami hingga kini masih belum optimal. Hingga sekarang misalnya, masih banyak petani yang hanya memanfaatkan jerami sebagai penutup tanah pada saat menanam palawija.

Di sisi lain, kompos jerami sangat bermanfaat sebagai alternatif untuk subtitusi pengunaan pupuk kimia. Adapun kandungan hara jerami pada saat panen tergaung pada kesuburan tanah, kualitas dan kuantitas irigasi, jumlah pupuk yang diberikan, dan musim atau iklim.

Berangkat dari hal itu, Dinas Pertanian Kabupaten Pasaman Barat melakukan pelatihan pembuatan Kompos Jerami Padi pada awal November lalu melalui program Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Program (IPMDIP). Sasarannya kelompok Tani Tunas Harapan, Kecamatan Pasaman.

Salah seorang penyuluh setempat, Lukman mengatakan bahwa hanya sebagian kecil petani menggunakan jerami sebagai pakan ternak alternatif di kala musim kering karena sulitnya mendapatkan hijauan. Selain itu, jerami masih dianggap sebagai limbah pertanian, sering menjadi permasalahan bagi petani, sehingga sering di bakar untuk mengatasi masalah tersebut.

“Dampak pembakaran tersebut kurang bagus karena bisa meningkatkan kadar CO2 di udara,” ujar dia melaui keterangan tertulisnya, Senin (29/11).

baca juga :   Musim Hujan Datang, Petani Jagung Dompu Optimis Panennya Maksimal

Lukman menjelaskan, berdasar kebiasaan petani di lapangan, jerami dari sisa panen padi sebagian besar dibakar langsung di lahan dengan tujuan mempercepat persiapan lahan untuk masa tanam berikutnya. Pembakaran jerami secara terus-menerus di lahan pertanian dapat menyebabkan meningkatnya suhu udara di permukaan tanah serta menyebabkan polusi udara.

“Efeknya dapat memusnahkan mikroorganisme yang berguna dalam proses biologis tanah, seperti perombak bahan organik tanah sehingga berdampak pada menurunnya kadar bahan organik dalam tanah,” kata dia.

Maka dari itu, solusi yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan jerami padi untuk diolah menjadi kompos. Pengomposan jerami padi bertujuan untuk meningkatkan unsur hara tanah serta dapat mengurangi biaya produksi petani dalam pembelian pupuk.

“Jerami ini dapat memperbaiki sifat fisik tanah atau disebut sebagai pembenah tanah. Hasil penelitian terungkap kalau pembenaman jerami padi ke tanaman kedelai dapat memperbaiki kondisi tanah, mengurangi kekerasan tanah dan penetrasi lebih ringan,” lanjut Lukman.

Terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi memaparkan jika penggunaan kompos dengan memanfaatkan jerami padi cukup penting. Menurutnya hal itu bisa mengurangi biaya produksi petani di tengah makin mahalnya pupuk an-organik seperti Ure, SP36, KCI, dan ZA.

baca juga :   Pertahankan Opini WTP, Kementan Tindak Lanjuti Rekomendasi Audit

“Penggunaan pupuk organik juga diperlukan sebagai upaya mengkoservasi hara tanah melalui pendauran ulang,” jelas dia.

“Maka dari itu, pemanfaatan berbagai jenis pupuk organik pada tanaman perlu dikaji sebagai salah satu alternatif substitusi/pengurangan penggunaan pupuk kimia,” lanjut pejabat bermurah senyum itu.

Dijelaskan Dedi, kesuburan tanah di lahan dapat dipertahankan dengan memanfaatkan limbah pertanian yang ada di sekitar lingkungan. Khususnya jerami padi yang merupakan potensi bahan lokal yang dapat diolah menjadi pupuk organik dan kompos.

“Pada saat panen limbah ini sangat berlimpah dan belum dimanfaatkan secara optimal,” kata Dedi.

Sebagaimana diketahui bahwa manfaat pupuk organik adalah Meningkatkan struktur tanah, mengurangi erosi, Menahan pemadatan, meningkatkan Mengatur dan menstabilkan pH, menyehatkan tanah dan menekan perkembangan penyakit tanaman.

Adapun waktu pengomposan sebaiknya segera dilakukan setelah panen, yaitu sehingga kompos tersebut dapat digunakan pada saat persemaian atau pada saat penyiapan bibit. Kompos selain dibuat dari jerami dapat juga dibuat dari seresah atau sisa-sisa tanaman lainnya misalnya rumput-rumputan, sisa-sisa daun ataupun tanaman lainnya.

baca juga :   Balitbangtan Gelar Konferensi Internasional Bahas Penguatan Ketahanan Pangan

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo optimis bahwa program IPDMIP dapat bermanfaat bagi kepentingan masyarakat pedesaan, khususnya bagi petani dalam mendukung pencapaian ketahanan pangan. Lewat IPDMIP, produktivitas pertanian terus meningkat, khususnya di daerah irigasi.

“Pendapatan petani harus terus naik sehingga kesejahteraan petani juga meningkat. Pertanian adalah emas 100 karat,” kata Mentan.

Dia menyampaikan jika produktivitas meningkat, pendapatan petani juga meningkat. “Kemampuan sumber daya manusia juga harus kita tingkatkan agar mereka bisa mengelola pertanian dengan baik,” ungkapnya.

SYL-sapaannya- mengingatkan bahwa sektor pertanian adalah ‘emas 100 karat’. Menjanjikan dan tak pernah ingkar janji sehingga sangat prospektif untuk digeluti.

“Terutama para pemuda dan milenial. Kita gerakan pertanian Indonesia, masa depan pertanian kita ada pada mereka,” ujar SYL.(ez)

Loading

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan atau keberatan dengan penayangan artikel dan/ atau berita tersebut di atas, Silahkan mengirimkan sanggahan dan/atau koreksi kepada Kami, sebagai-mana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) UU Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers melalui email: transnewsredaksi@gmail.com