Silat Tjimande Tari Kolot Kebon Djeruk Hilir, Unjuk Kebolehan Di Festival Cisadane 2019

Anggota Silat Tjimande Tari Kolot Kebon Djeruk Hilir. (Photo-Kuh)
logo TTKKDH

Tangerang,Transnews- Ratusan Anggota silat Tjimande Tarikolot Kebon Djeruk Hilir mengikuti Festival Cisadane 2019, yang digelar pada Minggu (28/7/19) kemarin diKota Tangerang.Para pesilat tradisional Banten ini mendemontrasikan jurus- jurus silat Rampak dan pertunjukan debus.

Sebagaimana di ketahui anggita silat jurus Tjimande Tari Kolot Kebon Djeruk Hilir(TTKKDH) bermarkas di Kp. Gembor RT 01 / RW 05, Kel. Pasir Jaya, Kec. Jatiuwung, Kota Tangerang,Provinsi Banten.

Dimarkas tersebut dipenuhi oleh pesilat – pesilat tangguh yang tidak ada di dalam negeri, tapi juga mempunyai perwakilan Internasional.

” Tampilnya kami di sini, selain menghibur para pengunjung. Juga kami ingin memperlihatkan keindahan seni silat milik Banten asli,” ungkap M. Ali Yunus selaku Ketua TTKKDH Kota Tangerang.

Pelestarian budaya asli Banten, kata M. Ali, khususnya seni silat dan debus yang diprakarsai TTKKDH tentunya harus dilakukan oleh pemerintah setempat.

“Kami sangat mengharapkan sekali, Pemkot Tangerang dapat memberikan kami fasilitas, sarana dan dukungan signifikan agar kelestarian yang kami cintai ini Tidak mati suri dan dapat terus hidup,” tutup M. Ali.

Senada dengan M. Ali Yunus, Ketua umum TTKKDH H. Maman Rizal. SE dan Ketua Provinsi TTKKDH H. Kasman menginginkan adanya perhatian khusus dari pemerintah, hingga kesenian tradisional Banten ini tak mati suri atau menghilang dan menjadi cerita saja.

Di kesempatan lain, Sekwil TTKKDH Muhammad Ali mengatakan bahwa akan ada pelantikan kepengurusan baru.

” Pada 1 September nanti, kami akan mengadakan pelantikan kepengurusan baru DPW di GOR Jatiuwung, Kota Tangerang. Kami mengundang masyarakat umum untuk ikut menyaksikan dan meramaikan acara ini. Tak lupa kami mengundang rekan media, terutama Transnews untuk ikut hadir,” terang Muhammad Ali.

M. Ali menambahkan acara yang akan dihelat nanti, meminta kepada Gubernur Banten agar tidak menjadikan TTKKDH dianak tirikan dan mempersulit budaya asli Banten ini.

” Apa tidak malu, jika suatu hari tidak ada lagi anak Banten yang tahu akan budaya ini,” tutup Muhammad Ali.(Kuh)

Loading

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan atau keberatan dengan penayangan artikel dan/ atau berita tersebut di atas, Silahkan mengirimkan sanggahan dan/atau koreksi kepada Kami, sebagai-mana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) UU Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers melalui email: transnewsredaksi@gmail.com