TN.ACEH l — Ketua Peusaba Aceh Mawardi Usman mengaku terkejut dengan pemindahan nisan makam kuno di Palembang. Ketua Peusaba mengecam perlakuan tersebut.
Seperti diketahui beberapa situs sejarah makam berbatu nisan kuno, ditemukan pekerja PT Waskita Karya saat mengerjakan proyek Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di kawasan Pasar 16 Ilir Palembang. Setelah sebelumnya ada usaha untuk menutupi penemuan situs sejarah tersebut, nisan-nisan kuno itu akhirnya dicabut dan dipindahkan oleh Dinas Kebudayaan Palembang dan Arkeolog dari Balai Arkeologi Sumatera Selatan (Sumsel) pada Senin (17/1/2022).
“Seharusnya Situs Sejarah Makam Kuno dibiarkan tetap berada ditempatnya. Namun yang terjadi nisan malah dicabut dan dipindahkan, dan lebih parah lagi disetujui oleh arkeolog, agar proyek IPAL dapat dilanjutkan. Setelah nisan kuno dicabut, makamnya dibiarkan hilang dijadikan proyek IPAL Ini adalah tindakan tidak beradab yang memalukan,” tegas Mawardi.
“Kenapa sampai harus mencopot nisan kuno dari kerajaan Palembang, dan menghinakan makamnya, padahal keberadaan situs sejarah sangat penting bagi sejarah perjalanan bangsa,” kata Mawardi lagi.
Peusaba meminta dengan tegas agar nisan dikembalikan ke tempat semula, dan proyek IPAL dipindahkan ke tempat lain.
Ketua Peusaba menjelaskan bahwa kesultanan Aceh Darussalam memiliki hubungan yang akrab dengan kesultanan Palembang. Bahkan hubungan telah terbina jauh sejak era Kesultanan Lamuri dengan Kerajaan Sriwijaya. Karena itu Peusaba meminta nisan itu dikembalikan ketempatnya, dan makam dipugar kembali seperti sedia kala sebagai Cagar Budaya.