DAERAH  

Kementan Dorong Transformasi Sistem Pertanian, Panen di Sulteng Meningkat Dua Kali Lipat

Sulawesi Tengah, Transnews.co.id – Program Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Project (IPDMIP) yang dilaksanakan oleh Kementerian Pertanian berdampak positif. IPDMIP mampu mendorong terciptanya kualitas hasil panen yang optimal, lantaran para petani dibekali sejumlah kompetensi terkait aktivitas usaha tani mereka.

Di Kecamatan Batui Selatan, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, program IPDMIP berhasil meningkatkan kualitas panen para petani. “Naik nyaris dua kali lipat,” ujar Kepala Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) setempat, Akad Adi Wasono melalui keterangan tertulisnya, Kamis (30/9).

Adi memaparkan bahwa hasil panen petani mencapai enam ton per hektarnya. Ubinan dilakukan pada 27 September lalu di lokasi Laboratorium Lapangan (LL). Lokasinya di Desa Ombolu Poktan (Kelompok Tani) Karya Tani Kecamatan Batui Selatan. “Seteah ada program (IPDMIP), ada peningkatan hasil dari sebelumnya. Cukup signifikan, dari sebelumnya 3,5 ton. Sekarang menjadi enam ton,” ungkap Adi.

baca juga :   Pertahankan Opini WTP, Kementan Tindak Lanjuti Rekomendasi Audit

“Adapun varietas yang dipakai jenis Mekongga, dengan komposisi pupuk 200 kilogram urea dan 200 kilogram NPK,” lanjut dia.

Ia yakin bahwa masifnya program IPDMIP ini memberikan keuntungan yang luar biasa bagi ekosistem sektor pertanian. Khususnya kepada para penyuluh dan petani. “Kami yakin dengan makin masif, hasil panen petani terus meningkat. Dan ini kita harapkan berkorealasi dengan kesejahteraan petani seperti yang sering diungkapkan Bapak Menteri Pertanian,” beber Adi.

Sementara Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengatakan IPDMIP harus berperan dalam mendorong transformasi sistem pertanian tradisional menjadi modern. Transformasi ini dilakukan melalui peningkatan kapasitas SDM pertanian.

“IPDMIP harus berperan mendorong proses transformasi dari sistem pertanian tradisional menjadi modern. Untuk itu, SDM-nya harus digarap lebih dahulu. Mereka adalah petani, penyuluh, petani milenial melalui pelatihan,” tegasnya.

baca juga :   Simluhtan Dongkrak Daya Saing Petani

Sementara Kepala Badan PPPSDMP, Dedi Nursyamsi menambahkan sistem pertanian tradisional, katanya, dicirikan oleh produktivitas yang rendah, penggunaan varietas lokal, dikerjakan secara manual atau dengan bantuan tenaga ternak. Sistem pertanian ini belum memanfaatkan mekanisasi pertanian serta teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

“Pertanian modern dicirikan masifnya varietas berdaya hasil tinggi, menerapkan mekanisasi dan pemanfaatan teknologi era industri 4.0,” kata Dedi Nursyamsi yang hadir didampingi Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan) Leli Nuryati selaku Direktur National Project Implementation Unit (NPIU) IPDMIP.

Dedi Nursyamsi juga mengingatkan, IPDMIP harus melaksanakan kegiatan-kegiatan yang memberikan dampak output dan outcome signifikan di lahan-lahan pertanian beririgasi. IPDMIP dapat berperan melalui kegiatan Training of Trainer (TOT), Training of Facilitator (TOF), Bimbingan Teknis (Bimtek) bagi Komando Strategis Pembangunan Pertanian (KostraTani) di tingkat provinsi (Kostrawil) dan kabupaten (Kostrada).

baca juga :   Efek Sekolah Lapang, Panen Petani NTT Melonjak Drastis

“NPIU dari IPDMIP dalam bekerja hendaknya mencontoh tim sepak bola yang mengutamakan kerjasama tim, kemampuan individu sehingga dapat menerjemahkan dan melaksanakan arahan pimpinan. Tim NPIU juga harus melakukan akselerasi semua kegiatan melalui proses yang cepat, sistematis dan taktis,” pungkasnya. (*)

Loading

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan atau keberatan dengan penayangan artikel dan/ atau berita tersebut di atas, Silahkan mengirimkan sanggahan dan/atau koreksi kepada Kami, sebagai-mana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) UU Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers melalui email: transnewsredaksi@gmail.com