Bisa Sembuhkan Berbagai Penyakit:Babinsa Ampel Boyolali, Olah Biji Salak Menjadi Kopi

Sertu Putut, dengan olahan Kopi dari Biji Salak.(Photo-AK)

BOYOLALI,TransNews.co.id- Anggota Koramil 05/Ampel Kodim 0724/Boyolali Sertu Putut Tetuko olah biji salak menjadi kopi. Dari biji salak yang terbuang dan tidak berguna namun di tangan Sertu Putut Tetuko biji salak menjadi sajian berguna. Selain nikmat rasanya, kopi biji salak juga bermanfaat untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit.

Sertu Putut Tetuko, saat ditemui terkait olahan biji salak menjadi kopi, di Kawasan Desa Gubug, Selasa (14/1/2020) mengungkapjan, olahan biji salak di olah menjadi kopi, bermula dari orang tuanya yang mengidap penyakit diabetes.Kemudian melakukan percobaan mengumpulkan beberapa biji salak lalu dipotong menjadi empat bagian terus dijemur.

“Setelah kering lalu di sangrai setelah itu baru digiling dibuat minuman ternyata sangat berkasiat,” katanya.

Dibantu dua tenaga kerjanya Sertu Putut Tetuko sibuk membuat kopi biji salak di rumahnya di Dukuh Gunungwijil, Desa Gubug, Kecamatan Cepogo, Boyolali, Jawa Tengah.

Proses membuat kopi biji salak,kata Putut, sangat mudah. Biji salak dicuci dan dipotong-potong menjadi empat bagian lalu dijemur seharian dalam udara panas yang cukup. Biji salak yang sudah kering kemudian disangrai hingga berwarna kecoklatan.

“Setelah itu biji salak dimasukan ke dalam mesin penggiling hingga hancur menjadi serbuk yang siap untuk dikonsumsi,”ujar Putut.

Putut mengatakan, tidak hanya nikmat rasanya, kopi biji salak dapat menurunkan tekanan darah tinggi dan menyembuhkan diabetes, asam urat dan berbagai penyakit lainnya.

“Produk kopi biji salak sudah banyak peminatnya. Per botol kopi biji salak dibanderol seharga 25.000 Rupiah,”tutur Putut sembari promosi.

Sertu Putut Tetuko mengklaim, kopi biji salak yang dikemasnya mampu menurunkan hipertensi, gula darah, kolesterol. Ia pun tidak menyarankan kopi biji salak dikonsumsi seorang yang mempunyai darah rendah. Untuk pemasaran, pihaknya mengaku sudah merambah daerah Kalimantan dan Sulawesi.

“Memang Butuh proses waktu relatif lama agar biji salak bisa dikonsumsi,” P
pungkasnya. (AK) Editor: Nas

Loading

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan atau keberatan dengan penayangan artikel dan/ atau berita tersebut di atas, Silahkan mengirimkan sanggahan dan/atau koreksi kepada Kami, sebagai-mana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) UU Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers melalui email: transnewsredaksi@gmail.com