Sang Alang dan Mellius Mau, Legenda Bola Melaunching Sekolah Sepak Bola

YOGYAKARTA, transnews.co.id || Mellius dan Sang Alang mensuport generasi pecinta sepakbola bola untuk berlatih sejak dini agar sepakbola Indonesia melahirkan pesepakbola kelas dunia.

Sang Alang juga meminta Mentor M2S Mellius Mau menularkan mental juara kepada anak muda berbakat.

Menurut Mellius bahwa ia punya hutang budi terhadap masyarata DIY dan berniat karena pelatih saat ini pelatih pilihan yang sudah siap. Bukan yang dari awal.

Punya pelatih Sertifikat 23.

Kedua Sertifikasi istilahnya ia sudah memiliki kelas nasional dan internasional.

Sementara Sang Alang melihat bila ingin prestasi Kelas dunia? dilatih sejak dini.

baca juga :   Bupati Barito Utara Berkomitmen Fokus Bina Sepak Bola Putri

“Salut kepada orang tua yang mendukung anak anaknya main bola. Semuanya prestasi berawal dari rumah. Secara psikologis anak anak yang berolah raga akan memiliki pemikiran cerdas,” kata Sang Alang.

Lebih jauh Sang Alang menambahkan bahwa pemain bola aliran darahnya lancar. Oksigen banyak masuk ke otak. Jadi olah raga penting.

“Semoga anak-anak akan berprestasi ke tingkat dunia,” tegas Alang.

Biaya jadi faktor penghambat
Mellius.

“Tidak hanya mendidik skil bola. Tetapi juga pendidikan karakter anak-anak untuk disiplin hormat orang tua,” jelasnya.

baca juga :   Forum Kelompok Informasi Masyarakat DIY Dikukuhkan

Dukungan orang tua sangat penting. Dalam melahirkan generasi prestasi. Bukan hanya pelatih.

Melius Mau lahir di Bima NTB, ayahnya seorang polisi, Ia bertekad untuk membuat prestasi di dunia sepak bola.

Legenda PSM ini mendirikan Sekolah Sepak Bola M2S di Yogyakarta karena merasa aman dan nyaman.

Apa Strategi Dewan Pembina Sang Alang langkah untuk mengelola adik-adik M2S.

“Pelatihan yang baik dengan pelatih yang baik seperti Melius Mau. Modal utama adalah dibimbing Pelatih yang baik. Berlatih baik. Tentu saja menjaga soliditas, ” katanya.

Harapan anak-anak agar sukses. Sukses itu ada rangkaian. Bukan sendirian. Ada anak orang tua dan pelatih. Memiliki aklak yang baik dan rendah hati.

baca juga :   30 Penghuni Asrama Mahasiswa Kalteng di Yogyakarta Jalani Isolasi Mandiri

“Jadi treatment pendekatan pelatih dalam membentuk karakter anak anak tentu dengan pendekatan berbeda beda karena karakter anak-anak berbeda-beda, ” Kata Mellius.***

Loading

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan atau keberatan dengan penayangan artikel dan/ atau berita tersebut di atas, Silahkan mengirimkan sanggahan dan/atau koreksi kepada Kami, sebagai-mana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) UU Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers melalui email: transnewsredaksi@gmail.com