Mojokerto, Transnews.co.id-Pembangunan Desa merupakan ujung tombak pembangunan bangsa dan negara. Apabila pengelolaan Desa baik, maka baik pula suatu Bangsa dan Negara.
Pernyataan tersebut terungkap dalam pertemuan bisnis (Busines Meteeng) yang diselenggaran oleh Pusat Kajian Kebijakan Publik Bisnis dan Industri (PKKPBI) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Senin (8/2/2021).
Kegiatan yang berlangsung di kawasan wisata lembah mbencirang, Desa Kebon Tunggul Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto tersebut dihadiri oleh Sekretaris Tim One Pesantren One Produk (OPOP) Jawa Timur, M Ghofirin, dan Kepala Desa Kebon Tunggul, Siandi.
Dalam kesempatan tersebut, Kades Kebon Tunggul Siandi, menyatakan bahwa pembangunan Desa melalui Badan Usaha Milik Desa (Bumdesa) harus terus ditingkatkan.
“Alhamdulillah, Desa kebon Tunggul ini sudah punya destinasi wisata yang luar biasa, dan terus akan ditingkatkan” terang Siandi.
Lebih lanjut Siandi menyampaikan bahwa Bumdesa Gajah Mada Desa Kebontunggul sudah mengembangkan berbagai usaha baik di sektor pertanian, peternakan dan wisata.
M. Ghofirin, Sekjen OPOP Jatim menyambut gembira kegiatan ini. Business Meeting ini sangat dibutuhkan dan pas banget dengan visi misi opop. Tujuan OPOP kan ingin meningkatkan kesejahteraan masyarakat berbasis pesantren
“Jadi sinegi Bumdesa dan OPOP adalah sebuah keniscayaan,”ucap Ghofirin yang juga menjadi Dosen di Universitas NU Surabaya.
Acara yang baru pertama kali dihadiri Tim OPOP Jatim ini, diselenggarakan dengan tujuan membangun kolaborasi pentahelix, yaitu dari unsur Akademisi, Bisnis, Komunitas, Pemerintah, dan Media.
Arman Nasution, unsur Akademisi dari ITS mengklaim upaya ini adalah hal nyata yang ingin dibangun untuk memajukan Bumdesa di Jawa Timur.
“Melalui pertemuan ini, saya yakin Bumdesa akan semakin Jaya, ujung-ujungnya masyarakat sejahtera” ucap Arman yang juga menjabat sebagai Ketua PKKPBI ITS.
Sebagaimana sering disampaikan oleh Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Timur bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Timur menjalankan Program OPOP dengan Tiga Pilar, yaitu Santripreneur, Pesantrenpreneur dan Sosiopreneur. (Hadi). Editor:Nas